Korban Penikaman Suami Siri di Desa Kurau Jalani Operasi Panjang, Ginjalnya Terluka Parah

by -33 views

BANGKA BELITUNG Jurnalsiber.com – Suasana Rumah Sakit Kalbu Intan Medika (KIM) Pangkalpinang menjadi saksi dari tragedi yang menimpa S, seorang wanita yang pada Minggu (8/10/2023) kemarin siang menjadi korban penikaman oleh suami siri, A, di Desa Kurau Barat, Bangka Tengah. Hari ini, di lorong lantai 6 rumah sakit tersebut, keluarga dan teman-teman S berkumpul untuk memberikan dukungan. Operasi yang berlangsung selama tiga jam telah dilakukan, tetapi luka-luka serius yang meliputi perut, pinggang, lengan, dan pundaknya menyebabkan ginjalnya terluka parah. Dokter merawatnya di ruang ICU, dan kondisinya masih sangat lemah. Selain menghadapi kondisi medis yang sulit, keluarga S juga berjuang dengan beban biaya perawatan yang signifikan, sementara harapan mereka untuk bantuan dari pihak berwenang terus berkobar. Meskipun S memiliki BPJS, kasus ini yang terkait dengan kejahatan domestik tidak tertutup oleh BPJS. Keluarga berharap Pemda Bangka Tengah dapat memberikan bantuan finansial untuk perawatan S yang sangat dibutuhkan.

Di Rumah Sakit Kalbu Intan Medika (KIM) Pangkalpinang, suasana lantai 6 tampak seperti hari-hari biasanya pada Senin (9/10/2023) siang. Namun, di dekat ruang ICU, ada kerumunan yang berbeda. Mereka adalah keluarga dan teman-teman dari S, seorang wanita yang menjadi korban penikaman oleh A, suami sirinya, pada Minggu (8/10/2023) siang di Desa Kurau Barat, Bangka Tengah. Mereka berkumpul untuk memberikan dukungan moral kepada S yang tengah berjuang di ruang ICU. Beberapa keluarga membawa makanan dan buah-buahan sebagai tanda perhatian.

Korban, S, telah menjalani perawatan medis intensif dan menjalani operasi panjang yang berlangsung sekitar tiga jam. Operasi tersebut diperlukan karena S mengalami sejumlah luka serius yang disebabkan oleh serangan dengan benda tajam. Luka-luka tersebar di bagian perut, pinggang, lengan, dan pundaknya. Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah cedera serius pada ginjalnya. Dokter yang merawatnya memastikan bahwa ginjalnya terluka parah akibat serangan tersebut.

Kondisi S masih sangat lemah ketika keluarga dan teman-temannya datang menjenguk. Meskipun S beberapa kali sadar, dia belum mampu duduk dan lebih banyak tidur. Ada tanda-tanda kencing darah yang membuat semua orang merasa sangat prihatin. Selang-selang medis ditempatkan untuk membantunya dalam proses penyembuhan.

Yang membuat situasi semakin rumit adalah masalah biaya perawatan medis. Keluarga S sudah menghabiskan jumlah yang signifikan, belasan juta rupiah, untuk operasi dan biaya perawatan lainnya. Ini menjadi beban yang sangat berat bagi mereka. Meskipun S memiliki BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), sayangnya, kasus ini adalah kejahatan domestik, yang tidak dicakup oleh BPJS. Dengan kata lain, biaya perawatan tidak dapat ditanggung oleh BPJS.

Dalam situasi yang sangat sulit ini, keluarga S berharap ada pihak yang bersedia membantu mereka secara finansial. Mereka mengharapkan bantuan dari Pemerintah Daerah Bangka Tengah, terutama dalam hal pembiayaan perawatan yang sangat dibutuhkan oleh S. Keluarga S merasa terjebak dalam lingkaran yang sulit: mereka membutuhkan perawatan medis berkualitas tinggi, tetapi biayanya sangat mahal, dan bantuan yang tersedia terbatas.

Sementara S terus berjuang untuk pulih, ibu korban, yang juga hadir di rumah sakit, tampak lemah dan sering menangis. Ibu korban sudah mengetahui bahwa anaknya telah berpisah dari suaminya, A, yang merupakan suami siri. Kasus ini semakin memilukan karena luka-luka yang dialami oleh S dan masalah yang dihadapi oleh keluarganya.

Semoga pihak berwenang dapat memberikan perhatian dan bantuan yang diperlukan kepada keluarga ini dalam menghadapi situasi yang sulit ini. (Sumber : Bangka Pos, Editor : Dwi Frasetio KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.