Gubernur Erzaldi Diambang Kontroversi: Program Jahe Merah Picu Krisis Ekonomi Warga

by -127 views

Bangka Belitung Jurnalsiber.com – Program Jahe Merah yang diinisiasi oleh mantan Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Roesman, pada periode kepemimpinannya (2017-2022), kini menghadapi sorotan tajam karena dianggap bermasalah. Sekitar 400 warga di Kabupaten Bangka Tengah, yang terbagi di beberapa desa seperti Penyak, Terentang, Arung Dalam, dan Berok, saat ini terjerat dalam utang dan masuk dalam catatan hitam Bank Indonesia Checking (BI Checking) akibat program pertanian ini, Jumat (5/1/2024).

Program Jahe Merah didesain untuk mendorong pertanian jahe merah di wilayah tersebut, melibatkan PT Berkah Rempah Makmur (BRM) sebagai pengelola, yang bekerjasama dengan Bank Sumsel Babel sebagai lembaga penyalur dana. Warga yang bergabung dalam program ini diberikan bibit dan media tanam jahe merah, diharapkan dapat mengembangkan usaha pertanian dan memberikan dampak positif bagi perekonomian mereka. Namun, kendala dalam panen jahe merah telah menimbulkan masalah serius, yaitu ketidakmampuan warga untuk melunasi pinjaman yang sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa program ini merupakan bentuk pinjaman, bukan bantuan.

Dedy, seorang warga yang terdampak, menyampaikan rasa kekecewaan dan kesulitan yang dialaminya untuk mendapatkan pinjaman modal usaha selanjutnya. Gagal panen jahe merah membuatnya dan tetangganya tidak mampu membayar pinjaman yang sebelumnya diambil. “Tidak bisa lagi minjam di bank untuk modal usaha lagi misalnya, tak hanya saya, tetangga juga beberapa mengalami hal yang sama,” ungkap Dedy ketika dihubungi.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan oleh Marwan, warga di Kabupaten Bangka Tengah lainnya, yang mengungkapkan bahwa saat sosialisasi, masyarakat tidak menyadari bahwa program ini melibatkan pinjaman. “Bukannya masyarakat tidak bayar karena waktu sosialisasi petani tidak disangkut pautkan utang,” katanya.

Pimpinan Bank Sumsel Babel Cabang Koba, Muslimin, menjelaskan bahwa program ini adalah hasil kerjasama antara provinsi dan Bank Sumsel Babel. Namun, ia menyarankan untuk konfirmasi lebih lanjut ke Bank Sumsel Babel di Pangkalpinang untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut. Sebagai pemimpin cabang bank, Muslimin menyampaikan, “Sepertinya konfirmasi lebih pas ke Bank Sumsel Babel di Pangkalpinang.”

Pimpinan Cabang Bank Sumsel Bangka Belitung, Bento, memberikan penjelasan bahwa nasabah masuk catatan hitam karena ketidakmampuan membayar pinjaman. “Masuk catatan hitam karena tak bayar pinjaman, jadi menyelesaikan pinjaman, bukan mereka saja, semua orang (yang meminjam-red),” ungkap Bento. Ia menegaskan bahwa pembahasan lebih lanjut akan dilakukan oleh Tim Hukum Bank Sumsel Babel dan menyarankan para petani menagih ke BRM.

Gubernur Erzaldi, dalam program ini, mencanangkan jahe merah sebagai komoditas unggulan Bangka Belitung dengan harapan dapat memberikan kekuatan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Namun, kegagalan panen, kurangnya pemahaman masyarakat, dan masalah pinjaman menyebabkan program ini bermasalah.

Dengan sudah terealisasinya sebagian kecil dari dana program, yakni Rp15 miliar dari total dana Rp500 miliar, dan masuknya 400 warga ke dalam catatan hitam BI Checking, program Jahe Merah Erzaldi Roesman mendapat sorotan tajam. Bank Sumsel Babel berkomitmen untuk mendukung program ini, namun, nasib para petani yang terdampak akan memerlukan langkah-langkah penyelesaian yang cermat.

Agus Supriono, Direktur PT Berkah Rempah Makmur, menjelaskan dari dokumen yang disiapkan oleh para petani jahe merah, sebanyak 400 petani dari 13 kelurahan berpartisipasi dalam penanaman budi daya jahe merah pada bulan Maret dan pertengahan April 2021. Menurutnya, PT Berkah Rempah Makmur bersama PT Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung menandatangani Kesepakatan Bersama Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Jasa Perbankan Serta Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tanaman Jahe Merah.

Gubernur Erzaldi sendiri optimis terhadap program ini, menyatakan kebutuhan jahe merah yang sudah memiliki pasar kurang lebih 350 sampai dengan 500 ton per bulan. “Bayangkan jika satu rumah ini 300 polibek, setidaknya 3-5 kg per polibek bisa dihasilkan,” ungkapnya.

Meskipun terdapat kesulitan pada awal program, Bank Sumsel Babel tetap berkomitmen dengan menyediakan dana sebesar Rp550 miliar untuk mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut. Namun, hanya Rp100 miliar yang telah terealisasi, dengan Rp15 miliar diantaranya terealisasi di Bangka Belitung. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kesuksesan budi daya jahe merah para petani, yang saat ini menghadapi tantangan serius akibat gagal panen.

Dengan menggali lebih dalam, terungkap bahwa setiap petani yang berpartisipasi dalam program ini menanam 300 polibag jahe merah di pekarangan rumah. Dari KUR sebesar 10 juta rupiah yang dikucurkan oleh Bank Sumsel Babel, setiap petani menerima bahan siap tanam senilai 9 juta rupiah dan uang tunai satu juta rupiah sebagai biaya perawatan. Namun, gagal panen menyebabkan nasib petani terkatung-katung, terutama dalam hal pembayaran pinjaman kepada bank.

Kecewa dan kebingungan meluas di kalangan petani jahe merah yang mengikuti program ini. Beberapa waktu lalu, pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah mendatangi para petani untuk melakukan audit terkait permasalahan ini. Namun, belum ada kejelasan mengenai langkah-langkah penyelesaian dari pemerintah daerah dan Bank Sumsel Babel.

Pada akhirnya, skandal Jahe Merah di Bangka Belitung bukan hanya merugikan para petani yang terjerat dalam utang, tetapi juga mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap program-program pertanian yang diinisiasi oleh pemerintah. Sebagai solusi, diperlukan upaya bersama antara pemerintah daerah, Bank Sumsel Babel, dan PT Berkah Rempah Makmur untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi para petani yang terdampak. Program pertanian yang dirancang untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat haruslah dikelola dengan transparan dan bertanggung jawab, untuk mencegah terulangnya skandal serupa di masa depan. (Penulis : Dwi Frasetio KBO Babel, Editor : Abdul Hamid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.