Muntok Jurnalsiber.com – Keputusan untuk menghentikan operasi TI Apung telah membuat nelayan lokal di Tembelok merasa putus asa. Mereka memohon kepada pihak berwenang, termasuk TNI/Polri, untuk memberikan izin agar mereka dapat mencari nafkah dengan cara menambang, terutama menjelang masuknya musim ombak besar.
Para nelayan ini telah menerima dampak dari penutupan operasi TI Apung, yang telah menyatakan bahwa beroperasinya TI Apung sebelumnya tidak pernah menimbulkan masalah bagi mereka, dan bahkan telah disepakati bahwa segala kerusakan akan diganti.
Seorang nelayan, Bujang, menggambarkan ketidakpastian yang mereka hadapi, “Kami satu unit, ada 4-5 pekerja, dan sekarang sudah ratusan unit ponton yang berhenti beroperasi setelah diminta berhenti oleh pihak keamanan. Nasib kami dan teman-teman sangat sulit, kami merasa sangat stres.”
Dia menambahkan, “Ketika beroperasi, kami sangat bahagia karena bisa bekerja, terutama dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang. Bekerja di Laut Tembelok memberikan hasil yang dapat kami berikan kepada anak-anak dan istri kami. Kami di sini tidak mencari kekayaan, hanya mencari nafkah.”
Ketua Kelompok Nelayan, Rusdan (52 tahun), mengatakan bahwa mereka memahami pentingnya operasi TI Apung dan telah menyepakati kompensasi atas kerusakan yang mungkin terjadi. Namun, mereka memohon kepada pihak berwenang untuk memberikan izin kepada para nelayan kecil agar mereka dapat mencari nafkah dengan menambang, terutama menjelang musim ombak besar yang akan segera tiba. (Red/Jef KBO Babel)