JAKARTA Jurnalsiber.com – Kondisi di Palestina semakin memburuk, terutama bagi anak-anak yang mengalami penderitaan luar biasa akibat perang yang berkepanjangan. Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, SH, MH, mengungkapkan keprihatinannya dan menyerukan agar Pemerintah Indonesia mengambil langkah konkret untuk membantu anak-anak Palestina melalui pihak ketiga. “Saat ini kita semua sedang dipertontonkan oleh fakta gagalnya seluruh para pemimpin di negara manapun di dunia ini untuk mewujudkan perdamaian,” kata Prof Sutan kepada media pada Rabu (5/6/2024).
Anak-anak Palestina menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari kelangkaan air minum yang sehat hingga kekurangan makanan yang layak. Di beberapa tempat, anak-anak bahkan terpaksa memakan rumput liar atau batang pohon kaktus untuk mengganjal rasa lapar.
“Pemandangan yang menyedihkan adalah melihat anak-anak memakan rumput liar setiap hari atau memakan batang pohon kaktus,” ungkap Prof Sutan.
Kondisi ini diperparah oleh ketakutan yang terus menerus terhadap serangan bom dan tembakan yang seringkali mengarah pada anak-anak.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Terus Berlanjut Anak-anak Palestina tidak hanya mengalami kelaparan dan kekurangan gizi, tetapi juga menjadi target penangkapan dan kekerasan oleh tentara Israel.
“Anak-anak Palestina adalah target tentara Israel. Bahkan anak-anak yang sedang mengambil rumput liar di lapangan untuk sekedar mengganjal rasa lapar bila terlihat tentara Israel maka anak-anak di tangkap,” jelas Prof Sutan. Nasib anak-anak yang ditangkap seringkali tidak diketahui, dan ada laporan yang mengkhawatirkan tentang pencurian organ tubuh dari rakyat Palestina yang dibunuh.
Upaya mengirimkan bantuan makanan, minuman, dan obat-obatan ke Palestina sering digagalkan oleh tentara Israel.
Bahkan bantuan yang dikirim melalui udara sering kali ditolak izinnya, menjadikan wilayah tersebut sebagai zona kematian terbesar bagi anak-anak Palestina selama enam bulan terakhir.
“Upaya memberikan bantuan lewat udara sering gagal karena tidak mendapatkan izin. Akhirnya menjadi zona kematian terbesar untuk anak-anak Palestina selama 6 bulan ini,” kata Prof Sutan.
Seruan untuk Tindakan Nyata
Melihat kegagalan berbagai upaya internasional untuk menghentikan kekerasan dan menciptakan keamanan bagi anak-anak Palestina, Prof Sutan menegaskan bahwa langkah konkret harus diambil oleh Pemerintah Indonesia.
“Menjadi ajang hukum rimba adalah hal yang benar di wilayah Timur Tengah sudah terjadi selama 60 tahun lebih. Inilah ujian terbesar bagi masyarakat di Timur Tengah,” ujarnya. Prof Sutan juga menyoroti bagaimana negara-negara Arab yang dulunya mendukung Palestina kini mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, menunjukkan ketakutan mereka terhadap kekuatan Israel yang didukung oleh NATO dan USA.
Prof Sutan menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan kemerdekaan, memiliki peran penting dalam membantu Palestina.
“Mau menunggu apalagi atas dasar kemanusiaan RI mampu melaksanakan ini semua,” katanya.
Ia meminta Pemerintah Indonesia untuk menggunakan pihak ketiga dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan agar bisa melewati blokade Israel. “PROF,DR,KH SUTAN NASOMAL meminta kepada pemerintah RI mengamankan Palestina dengan menggunakan pihak ketiga agar bantuan makanan, air minum, obat-obatan bisa masuk untuk anak-anak Palestina setiap hari,” tambahnya.
Peran Indonesia dalam Mewujudkan Perdamaian Prof Sutan juga menekankan pentingnya hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah untuk membuka pintu perbatasan dan mengamankan jalur bantuan kemanusiaan. “Hubungan baik antara RI dengan negara-negara di Timur Tengah harus dipertajam dengan mendorong semua para pemimpin negara di dekat Palestina agar membuka pintu dan mengamankan semua bentuk gerakan pertolongan atas dasar kemanusiaan sesuai amanat pada Pancasila,” tegasnya.
Dalam pandangan Prof Sutan, kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menghentikan perang di Timur Tengah menunjukkan dominasi Israel dan USA dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar negara-negara Asia mempertimbangkan kembali keanggotaan mereka di PBB. “Perang tidak bisa dihentikan oleh PBB karena di dalamnya dikuasai Israel dan USA,” katanya.
Harapan untuk Masa Depan
Prof Sutan menutup dengan harapan bahwa Indonesia, sebagai bangsa besar yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dapat berperan aktif dalam menciptakan keamanan dan perdamaian di Palestina.
“RI adalah bangsa yang besar dan mampu menciptakan kembali keamanan dan perdamaian di Palestina atas dasar kemanusiaan. Tidak ada alasan RI tidak mampu,” tegasnya.
Ia percaya bahwa dengan langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat menjadi jembatan untuk membantu masyarakat Palestina dan menghentikan genosida yang terjadi.
Prof Sutan Nasomal mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersatu padu dalam membantu anak-anak Palestina yang menjadi korban kekerasan dan kelaparan. “Selalu ada peluang dan kemampuan RI sebagai jembatan untuk membantu masyarakat Palestina bila hal ini dilakukan. Atas dasar kemanusiaan semua pintu perbatasan negara-negara Arab harus dibuka selama terjadi perang agar para korban bisa mengungsi,” tutupnya. (Dwi Frasetio KBO Babel)