JAKARTA Jurnalsiber.com – Bioterorisme adalah cara bagi satu pihak yang ingin membuat kerusakan atau mencelakakan pjhal lain dengan cara menebarkan hasil rekayasa virus yang lebih dakhsyat dari sekedar pandemi hingga dapat terjadi secara alami, seperti yang mulai banyak dialami oleh manusia hari ini.
Fenomena yang diungkap Bill Gate juga terkait dengan kondisi pemanasan global yang kian parah. Karena pada saatnya nanti, suhu bumi akan melampaui ambang batas 1,5 derajat Celcius, katanya.
Teknologi terbaru yang akan segera menggunakan smartphone, yaitu sebuah tato elektonik yang ditempelkan di kulit manusia lengkap dengan sensor dan pelacak untuk mengirimkan informasi.Tato ini memiliki daya kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari tubuh manusia, dan semua data akan disimpan, termasuk kondisi kesehatan orang yang bersangkutan yang sudah dipasang tato elektronik tersebut.
Tragisnya, saat penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonedia secara liar, di Tiongkok terjadi penyebaran Pneumonia, sehingga masyarakat semakin tidak percaya apa yang sesungguhnya sedang terjadi di Indonesia. Perang — atau terorisme terselubung dalam wujud penebaran wabah penyakit yang bisa membuat musnah manusia — tanpa kekerasan, seperti yang terjadi dengan cara yang sangat primitif dalam perang di Palestina sampai hari ini.
Beritakan dari Tiongkok yang membetot kesadaran bahwa dunia sedang menghadapi ancaman serius dari penyebaran undefined pneumonia yang merebak secara meluas sejak November 2023, sangat mungkin sudah merebak juga di negeri kita.
Ketakutan itu pun langdunh diekspresikan oleh pemerintah Indonesia dengan cara langsung menghimbau agar masyarakat tidak panik, kata Menteri Kesehatan. Bahkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dokter Imran Pambudi menyarankan agar warga masyarakat meningkatkan kewaspadaan, utamanya bagi siapa saja yang sedang berpergian ke luar begeri.
Penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan sudah mulai melantak Eropa. Tentu saja yang gawat, penyakit laknat ini dominan melantak anak-anak. Pneumonia yang merebak di Tiongkok itu pada dasarnta sama dengan pneumonia yang juga ada dalam masyarakat Indonesia, karena akan berakibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Hanya saja yang ada di sana disebabkan oleh mycoplasma pnrumonia. Artinya, bakteri penyebab umum terhadap infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid-19.
Sebagai upaya mitigasi, Kementerian Kesehatan RI sudah melakukan berbagai usaha untuk segera mengantispasi merebaknya mycoplasma pnrumonia di negeri kita, seperti menerbitkan Surat Edaran No : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pnrumonia di Indonesia, pada 27 November 2023.
Rekayasa genitika yang sangat membahayakan bagi kehidupan manusia, memang tidak bisa dianggap enteng. Seperti bakteri Wolbachia yang banyak bisa ditemui pada berbagai jenis serangga di kampungbl kita ini, atas nama riset tengah dibiakkan dan juga sudah ditebarkan hasil pembiakannya karena sudah diklaim bisa menekan nyamuk pembawa DBD atau demam berdarah. Bakteri Wolbachia yang telah diteliti sejak 12 tahun silam itu telah dilakukan uji coba seperti yang berpusat di Yogyakarta, pun sedang menjadi sorotan publik, karena akibat dari penebaran nyamuk Wolbachia yang dilaluoan secara liar serampangan itu, sangat meresahkan warga masyarakat, karena tidak memberi jaminan atas efeknya bila nyamuk Wilbachia itu menyengat manusia. Karena sebarannya tidak bisa dikontrol bisa berterbangan ke berbagai tempat dan daerah, lalu apa efeknya bagi manusia dan lingkungan ?
Resikonya, memang terjadi dugaan yang liar pula berkembang dalam masyarakat terhadap kekhawatiran serta kecemasan terhadap nyamuk Wolbachia yang sudah berkeliaran dimana-mana itu tanpa informasi maupun pemberitahuan yang cukup bagi warga masyarakat yang tak hendak dijadikan kelinci percobaan.
Kecuali itu, fenomena dari semangat perang tanding secara terselubung (froxy war) yang mulai tumbuh sejak awal tahun 2000 silam itu di Indonesia, jadi semakin nyata dan patut diduga froxy ini sungguh sedang terjadi entah oleh siapa dan untuk siapa. Namun yang pasti adanya bangsa asing bersama segenap antek-anteknya seperti yang ditunjukkan oleh deras masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia pada sepuluh tahun terakhir.
Bioteknologi — utamanya rekayasa genetika — telah menjadi senjata biologis. Modifikasi materi genetik atau DNA organisme telah dimanfaatkan membuat racun, atau semacam elemen yang bisa menular hingga menjadi senjata biologis yang dapat mematikan.
Senjata biologis yang telah dikembangkan untuk biotetotisme sungguh dapat menimbulkan kekacauan. Maka itu perang kimia ini juga disebut peranv global pertama dan perang total pertama pada abad ke-20.
Bioterorisme yang tercatat dalam sejarah kelam umat manusia adalah serangan biokimia di Amerika Serikat yang dilakukan oleh oleh penyakit antraks pada tahun 2001. Peristiwa “Amerithrak” ini berurutan dengan peristiwa 11 September 2001 yang meruntuhkan Gedung World Trade Center (WTC). Serangan antraks dilalukan melalui amplop yang dikirim melalui Kantor Pos untuk sejumlah politisi termasuk senator yang dijadikan sasaran korban.
Ada juga yang menyebut perang terorisme sebagai bagian dari strategi perang asimetrik model abad ke -21. Jadi, terorisme tidak cuma sekedar sebagai metode perang (method of combat), tapi juga merupakan strategi perang asimetrik. Dan kita — sebagai rakyat — pasti tak hendak dijadikan korban.(Sumber : Jacob Ereste/Dwi Frasetio KBO Babel)