Koba, Jurnalsiber.com – Uang palsu menjadi ancaman serius di Bangka Tengah, khususnya di Kecamatan Sungai Selan dan Pangkalan Baru. Pada kegiatan pemusnahan barang bukti tindak pidana yang telah berkekuatan hukum di Kantor Kejaksaan Negeri Bangka Tengah, Selasa (12/12/2023), kasus peredaran uang palsu menjadi sorotan utama. Selasa (12/12/2023).
Uang palsu yang dimusnahkan memiliki ciri khas warna yang lebih gelap dari uang asli, dengan tekstur yang halus dan tipis. Kepala Kejaksaan Negeri Bangka Tengah, Muhammad Husaini, menyampaikan bahwa kasus peredaran uang palsu ini merupakan isu baru yang mengkhawatirkan.
“Barang bukti terbaru yang kita terima adalah uang palsu dan obat terlarang, karena tahun sebelumnya tidak ada, dan ada kenaikan kasus asusila pada anak,” ungkap Muhammad Husaini.
Dalam pengungkapan ini, terlihat adanya kenaikan kasus narkotika dari tahun 2022 sebanyak 48 perkara menjadi 60 perkara pada tahun 2023, menandakan peningkatan sekitar 20 persen. Namun, fokus utama saat ini adalah peredaran uang palsu, yang terutama merambah di wilayah Kecamatan Sungai Selan dan Pangkalan Baru.
Muhammad Husaini menjelaskan bahwa modus operandi pelaku peredaran uang palsu ini terjadi saat berbelanja di toko. Pemilik toko kemudian mengetahui bahwa uang yang diterima adalah palsu setelah dilihat dan diterawang.
“Uang palsu ini sekitar 2 juta rupiah, jadi yang mencetak orang lain, pelaku ini hanya mengedarkan dan masyarakat sebelum berbelanja atau menerima uang, kami himbau untuk dilihat terlebih dahulu,” himbau Muhammad Husaini.
Peredaran uang palsu bukan hanya ancaman terhadap stabilitas ekonomi tetapi juga dapat merugikan masyarakat yang menjadi korban. Kejaksaan Negeri Bangka Tengah bersama aparat keamanan lainnya menghimbau agar masyarakat selalu waspada dan memeriksa uang dengan teliti sebelum menerimanya, guna mencegah dampak negatif dari kasus peredaran uang palsu ini. (Penulis : Dwi Frasetio, Editor : Elis)
