PANGKALPINANG, Jurnalsiber.com – Hardi Mardheni SH, seorang pimpinan media, memberikan klarifikasi terkait beredarnya video yang menuduhnya terlibat dalam penambangan ilegal di Kolong Buntu, Sungailiat. Dalam klarifikasi tersebut, Hardi menegaskan bahwa kabar tentang pembelian timah hasil tambang ilegal tidaklah benar, Jum’at (19/4/2024).
“Saya tidak pernah membeli timah. Membeli timah membutuhkan pengetahuan dan modal yang cukup besar, yang saya sama sekali tidak miliki,” ucap Hardi.
Video yang beredar, menurut Hardi, berasal dari kurang baiknya hubungan antara pengurus tambang ilegal Kolong Buntu dan dirinya. Dia menjelaskan bahwa video tersebut diambil oleh salah satu wartawan media miliknya sebagai bukti tidak adanya penggelapan dalam transaksi yang dilakukan.
“Saya tak pernah membeli timah, baik dari kolong buntu maupun tempat lain. Uang titipan yang diserahkan kepada saya adalah untuk Agus Ketua Rt 2, bukan untuk saya,” tegas Hardi.
Hardi juga membantah tudingan yang menyebutnya sebagai koordinator dalam penambangan tersebut. Dia menegaskan bahwa pembeli timah adalah individu lain dan yang mengendalikan kegiatan saat kejaksaan turun ke lapangan bukanlah dirinya.
“Fee yang disebutkan di media online lainnya tidak pernah saya terima. Saya juga menyayangkan pemberitaan yang tendensius tanpa adanya pendalaman materi,” ujar Hardi.
Sebagai insan pers, Hardi menegaskan pentingnya memberitakan sesuatu yang sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan dan tidak menyudutkan orang lain. Dia menegaskan perlunya pendalaman materi sebelum menyebarkan informasi.
Dengan itu, Hardi Mardheni meminta agar narasi berita yang akurat dan detail dapat disusun dengan baik agar tidak merugikan pihak-pihak yang terlibat. (Sumber: kejar berita Editor: KBO Babel)
