JAKARTA Jurnalsiber.com – Dalam sepekan terakhir, elektabilitas tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi pusat perhatian setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat capres-cawapres. Sejumlah lembaga survei seperti Charta Politika, Populi Center, dan Poltracking mencatat perubahan yang beragam dalam popularitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Charta Politika: Ganjar-Mahfud Unggul, Prabowo-Gibran Turun, Anies-Muhaimin Buncit
Survei yang dirilis oleh Charta Politika pada Senin (6/11) menunjukkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud unggul dengan elektabilitas sebesar 36,8 persen, mengungguli Prabowo-Gibran yang turun menjadi 34,7 persen. Elektabilitas Prabowo-Gibran dikabarkan mengalami penurunan setelah sebelumnya menduduki posisi puncak dalam survei sebelumnya. Keputusan MK diduga mempengaruhi perubahan ini. Di posisi buncit, Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 24,3 persen, mengalami penurunan dari survei sebelumnya.
Populi Center: Prabowo-Gibran Memimpin, Ganjar-Mahfud Menyusul, Anies-Muhaimin Terbelakang
Hasil survei Populi Center pada Kamis (9/11) menampilkan gambaran berbeda. Prabowo-Gibran memimpin dengan elektabilitas 43,1 persen, sementara Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dan ketiga dengan elektabilitas masing-masing 23 persen dan 22,3 persen. Meskipun Prabowo-Gibran unggul, survei ini juga mencatat bahwa sekitar 27,4 persen responden masih berpeluang mengubah pilihan.
Poltracking: Prabowo-Gibran Tetap Unggul, Ganjar-Mahfud Didekati Anies-Muhaimin
Survei terbaru dari Poltracking pada Jumat (10/11) mengindikasikan bahwa elektabilitas Anies-Muhaimin mulai mendekati Ganjar-Mahfud, dengan selisih sekitar 6 persen. Prabowo-Gibran tetap berada di puncak dengan elektabilitas 40,2 persen, sementara Ganjar-Mahfud menempati posisi kedua dengan 30,1 persen. Anies-Muhaimin atau Cak Imin berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 24,4 persen. Survei ini menunjukkan pergeseran signifikan dari periode sebelumnya, di mana Anies-Muhaimin tertinggal jauh dengan elektabilitas 18,9 persen.
Dalam ketidakpastian politik menjelang Pilpres 2024, survei elektabilitas menjadi jendela penting untuk memahami dinamika dan preferensi masyarakat. Sementara beberapa survei menunjukkan perubahan yang signifikan, faktor-faktor seperti kampanye, program, dan perkembangan politik lebih lanjut dapat terus memengaruhi pandangan publik. Pada akhirnya, perjalanan menuju Pilpres 2024 masih panjang, dan perubahan elektabilitas dapat terus menjadi sorotan hingga momen pemilihan nanti. (Sumber : CNN Indonesia, Editor : Dwi Frasetio KBO Babel)