JAKARTA jurnalsiber.com – Gelombang pengunduran diri bos Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggema, menyusul keterlibatan mereka dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sederet pejabat yang baru-baru ini resmi bergabung dengan tim sukses Pilpres 2024 tersebut menanggalkan jabatan mereka, menciptakan gejolak di dunia korporasi pelat merah. Jumat (10/11/2023).
Salah satu figur yang menarik perhatian adalah Rosan Perkasa Roeslani, yang hanya tiga bulan setelah dilantik sebagai wakil menteri BUMN, memutuskan untuk mengundurkan diri. Rosan, yang juga ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, menyisakan tanda tanya besar terkait hubungan antara politik dan dunia korporasi.
Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO)-Indonesia, Yakub F. Ismail, memberikan pandangan terhadap fenomena ini. “Keterlibatan pejabat BUMN dalam kegiatan politik bukanlah hal yang baru, namun, ketika mereka mundur dalam waktu singkat setelah bergabung dengan tim sukses, ini menimbulkan pertanyaan mengenai independensi dan tanggung jawab di dunia korporasi,” ujar Yakub.
1. Rosan Roeslani: Antara Jabatan dan Keterlibatan Politik
Rosan Roeslani, yang awalnya diangkat sebagai wakil menteri BUMN pada Juli 2023, membuat keputusan mengejutkan dengan mengundurkan diri setelah bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran. Proses pengunduran dirinya disetujui oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2023. Langkah ini menuai sorotan karena cepatnya Rosan meninggalkan jabatannya yang baru.
Menurut Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, “Keputusan Presiden mengabulkan pengunduran diri Wamen BUMN Rosan P. Roeslani dilakukan dengan hormat.” Namun, kecepatan dan kerapatan waktu pengunduran diri ini membuat banyak pihak penasaran akan alasan di baliknya.
2. Budiman Sudjatmiko: Eks Politikus PDI-P yang Mundur dari PTPN V
Bergeser dari dunia korporasi, Budiman Sudjatmiko, mantan politikus PDI-Perjuangan, juga memilih mundur dari jabatannya sebagai komisaris independen di PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V). Budiman, yang baru-baru ini diangkat sebagai anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, mengajukan surat pengunduran diri pada 8 November setelah menunjukkan keseriusan terhadap dunia politik.
“Saya melapor ke Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengajukan pengunduran diri,” ujar Budiman. Langkah ini menunjukkan pergeseran figur penting di dunia BUMN yang memilih terlibat langsung dalam politik praktis, membuka diskusi tentang dualisme peran dan kemandirian lembaga-lembaga negara.
3. Muhammad Arief Rosyid Hasan: Komisaris BSI yang Rela Melepas Jabatan
Muhammad Arief Rosyid Hasan, yang menjabat sebagai komisaris PT Bank Syariah Indonesia (BSI), juga bergabung dengan aliran Prabowo-Gibran dan memutuskan untuk melepas jabatannya. Arief, yang akan berperan sebagai komandan pemilih muda dalam tim sukses, mengirimkan surat pengunduran diri kepada komisaris perusahaan dan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Saya menyampaikan pengunduran diri sebagai komitmen untuk menjaga maruah BSI,” kata Arief. Keputusannya mencerminkan kontribusi pemuda dalam politik, namun sekaligus menyoroti pertanyaan etika terkait tanggung jawab dan independensi dalam dunia korporasi.
Dalam konteks ini, narasi pergeseran cepat antara dunia korporasi dan politik menimbulkan pertanyaan penting tentang keberlanjutan prinsip-prinsip integritas, tanggung jawab, dan independensi di dalam lembaga-lembaga negara. Gejolak ini memunculkan sorotan terhadap hubungan yang kompleks antara bisnis, politik, dan tanggung jawab publik, menciptakan panggung diskusi mendalam mengenai etika kepemimpinan di Indonesia.
(Penulis : M Taufik, Editor : Dwi Frasetio)