Penyebaran Nyamuk Wolbachia Adalah Ancaman Terhadap Ketahanan Dan Keamanan Negara Indonesia

by -75 views

Konferensi Pers

“Salus Populi Supreman Lex Esto”. Tolak Penyebaran Nyamuk Berwobachia di Jakarta Demi Keselamatan Jiwa Keluarga Kita, Ciputat, Minggu, 26 November 2023.

Pada intinya menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu penyebaran Nyamuk Wolbachia adalah ancaman terhadap Pertahanan dan keamanan negara Indonesia. Maka itu, tandasnya harus dihadapi bersama segenap komponen bangsa.

Apalagi kemudian, imbuh Komjen Pol. Dharma Pongrekun tidak semua resiko dari penyebaran nyamuk Wolbachia ini diungkapkan akibatnya terhadap rakyat, ungkapnya mengawali rasa keresahan dan kecemasannya.

Keputusan Kemenkes untuk mengatur penyebaran nyamuk Wolbachia di lima kota besar Indonesia, sungguh mengerikan, karena nyamuk itu juga merusak lingkungan.

Fenomena dari gerakan global ini terkesan seperti hendak mengkudeta kekuasaan Tuhan atas manusia dan alam semesta. Pendek kata, ungkap Dharma Pongrekun, kehidupan manusia yang hendak engineering dengan semangat global yang direkayasa sedemikian rupa. Money, power and kontrol populasi manusia termasuk kurs rupiah dan dollar dengan sistem moneter di semua negeri di dunia.

Caranya terstruktur, sistematis dan massif dilakukan dengan kekuatan global. Bahkan United Nation (PBB) ditengarai sebagai induk semangnya yang mengendalikan semua kaki tangan dan antek-anteknya di seluruh dunia.

Konflik engineering yang mereka lakukan dengan agresif lewat Ipolesosbudhankam. Jadi bonus demokrafi yang terus menerus didengung-dengungkan itu omong kosong bisa kita peroleh.

Sustainable development goals, merupakan program yang direncana mereka, termasuk mensosialisasikan LGBT. Inilah yang dimaksud dari new world order. Rekayasa hingga kacang kedelai dan jagung yang masuk ke negara kita sangat berbahaya, karena akan merusak harmoni pencernaan tubuh setiap orang yang mengkonsumsi jagung dan kedelai itu, papar Dharma Pongrekun.

Jadi, konsep satunya dunia dalam semua hal merupakan ancaman yang nyata bagi kedaulatan bangsa Indonesia di masa mendatang. Sebab sistem dunia akan disatukan untuk semua sektor atau bidang kehidupan kita selanjutnya.

Sedengkan Dokter Tifauziah Tyassuma M.Sc mengungkap penyebaran Nyamuk Wolbachia merupakan obyek penelitian yang abai terhadap kesehatan dan keselamatan manusia Indonesia. Karena tidak mengedepankan hak masyarakat untuk mengetahui secara jelas obyek penelitian yang merekayasa nyamuk Wolbachia itu terhadap manusia.

Metode penelitian Nyamuk Wolbachia yang menggunakan cara replesman tujuan — kata mereka — untuk memusnahkan nyamuk yang membawa DBD. Sehingga cara genetik enggenering yang digunakan diharap dari penyebaran Nyamuk Wolbachia dapat melumpuhkan nyamuk DBD dengan alasan untuk menyelamatkan manusia agar tidak menjadi korban.

Karena itu, harapan Dokter Tifa, bisa mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya dari pihak peneliti nyamuk Wolbachia itu dan bertanggung jawab terhadap penyebaran nyamuk Wolbachia yang dilakukan secara liar itu, tanpa konfirmasi dan meminta persetujuan warga masyarakat.

Pada pokoknya, Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia bersama Forum Negarawan yang langsung diwakili oleh Koordinator Presidium Negarawan Indonesia, yaitu Sri Eko Sriyanto Galgendu, menolak dan meminta penyebaran Nyamuk Wolbachia yang dilakukan secara serampangan itu dihentikan dan melakukan pemusnahan sesegera mungkin. Sebab akibatnya sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan rakyat banyak.

Dr.Kun Wardana Abyoto MT., mengecam penyebaran Nyamuk Wolbachia di perumahan rakyat itu secara liar, sehingga bisa menyengat siapa saja tanpa pernah bisa dijelaskan akibat dari sengatan nyamuk yang ditebar secara liar itu. “Sebab Nyamuk akan bertahan hidup dengan cara menghisap darah manusia. Padahal, nyamuk salah satu serangga yang telah menjadi mitos sumber ketakutan manusia”.

Ketakutan warga masyarakat terhadap nyamuk, seperti diekspresikan lewat lagu “Nina Bobok atau Cicak-cicak di Dinding yang selalu dinyanyikan untuk anak-anak Indonesia semasa kecil jika tak juga mau tidur”, kata Dr. Kun berkisah.

Maka itu bisa dibayangkan, sebanyak 240 juta nyamuk pengusung Wolbachia telah ditebar secara ceroboh di negeri kita, sebagai upaya uji coba yang tidak jelas juntrungannya. Yang mengherankan pula, program pengembangan Nyamuk Wolbachia di Indonesia sudah berlangsung sejak 12 tahun silam (2011) tanpa pernah diberi penjelasan secara meluas kepada masyarakat yang akan menjadi bagian dari uji coba itu, dan pasti akan menjadi korban yang didera oleh penyakit yang ditimbulkannya kemudian.

Artinya, penyebaran nyamuk yang direkayasa dengan muatan Wolbachia ini dilakukan secara diam-diam, sehingga melanggar hak asasi manusia untuk hidup sehat dan nyaman serta aman dari ancaman yang tidak jelas dari nyamuk rekayasa ini.

Di Srilangka, ujar Dr. Kun penyebaran dilakukan pada tahun 2018. Dan sekarang rakyat Srilangka harus menanggung akibatnya yang berkepanjangan sampai sekarang.

Kecuali itu, penyebaran nyamuk Wolbachia yang dilakukan secara serampangan itu tidak bisa dikendalikan sebarannya maupun akibat dari keberadaannya di alam bebas yang bisa merusak lingkungan alam serta flora dan fauna yang ada di sekitarnya.

Pada saat perang Vietnam pun yang membuat keok Amerika dahulu itu pun juga menggunakan Nyamuk DBD. Jadi perang bioteknologi (kesehatan) sudah terjadi seperti yang diinginkan Bill Gate beberapa tahun sebelumnya. Di Amerika sekarang sudah dipatenkan Nyamuk Beracun yang terkoordinir secara ekosistem, sebagai bagian dari senjata yang akan digunakan saat perang.

Atas dasar itulah, kerjasama Kemenkes RI dengan Melinda Bill Gate perlu dikritisi untuk dievaluasi. Apalagi kemudian, cukup kuat untuk diduga sebagai bagian dari transaksi bisnis. “Karena itu, konferensi pers ini merupakan bagian dari edukasi terhadap rakyat agar dapat ikut serta melakukan pencegahan atau perlawanan terhadap penyebaran nyamuk Wolbachia dengan semena-mena itu”, imbuh Dr. Kun.

Dalam pemaparan kegelisahan dan kekhawatirannya, Sri Eko Sriyanto Galgendu merasa perlu mengawali semuanya dengan do’a dalam bahasa bumi yang dia yakini mampu untuk menembus langit. Doa ini, ungkap Wali Spiritual Indonesia yang juga memotori Forum Lintas Agama di Indonesia dan Forum Negarawan Indonesia ini agar supaya raja nyamuk terkutuk itu (Wolbachia) bisa bertekuk lutut dihadapan bangsa Indonesia, katanya menjelaskan. Sebab konspirasi kekuatan ini semakin nyata harus dihadapi bersama seluruh rakyat untuk melawan serbuan nyamuk rekayasa itu.

Bioterorisme melalui nyamuk Wolbachia memang hanya bisa dihadapi bersama seluruh rakyat, karena penyebaran nyamuk laknat itu mengancam ketahanan dan keamanan bangsa serta negara Indonesia. “Maka itu, mulai dari Panglima TNI, Polri hingga Presiden harus segera bertindak dan tegas bersikap untuk menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia yang sedang disergap oleh serbuan perang yang sangat membahayakan kelangsungan hidup manusia, warga masyarakat Indonesia dari kepunahan. (Red/Dwi Frasetio KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.