BANGKA Jurnalsiber.com – Dalam suatu Rakor Percepatan Penanganan Stunting di Gedung Sepintu Sedulang, Kecamatan Sungaliat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, PJ Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu menyampaikan ketidakpuasannya terhadap rendahnya tingkat partisipasi Sekretaris Daerah (Sekda) dari berbagai Kabupaten dan Kota di wilayah tersebut. Hanya Sekda Bangka Barat dan Sekda Bangka Tengah yang hadir dalam acara tersebut, yang seharusnya melibatkan seluruh Sekda Kabupaten dan Kota. Kamis (26/10/2023).
Suganda Pandapotan Pasaribu menekankan pentingnya peran Sekda dalam penanganan stunting dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap absennya mereka dalam pertemuan ini. “Seharusnya seluruh Sekda Kabupaten dan Kota hadir di sini karena mereka adalah ketua harian penanganan stunting. Kehadiran mereka mencerminkan keseriusan daerah dalam menangani stunting,” ujarnya.
Kehadiran Sekda merupakan indikator penting dalam menilai komitmen daerah dalam penanganan masalah stunting. Suganda Pandapotan Pasaribu menyatakan bahwa dalam upaya untuk mengatasi stunting di Bangka Belitung, diperlukan perubahan anggaran yang signifikan. Dalam konteks ini, ia mengusulkan perubahan anggaran yang dapat digunakan untuk mengatasi stunting dalam jangka waktu tiga bulan.
“Saya usulkan perubahan anggaran ini agar kita dapat mengatasi stunting selama tiga bulan ke depan,” tambahnya.
Selain itu, Suganda Pandapotan Pasaribu juga mendesak seluruh tingkatan pemerintah, mulai dari Pemerintah Provinsi hingga pemerintah desa, untuk aktif terlibat dalam upaya penanganan stunting. Ia berharap bahwa dengan kerja keras dan kerja sama dari semua pihak, penanganan stunting dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
“Satu tahun adalah waktu yang terlalu lama, dengan catatan semua pihak bergerak dan bekerja sama dalam upaya penanganan stunting,” tegas Suganda Pandapotan Pasaribu.
PJ Bupati Bangka, M Haris, juga turut berbicara dalam acara tersebut. Ia berkomitmen untuk mempercepat penanganan stunting dengan berbagai metode, termasuk memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak yang menderita stunting. Selain itu, ia juga akan mengerahkan dokter-dokter spesialis ke desa-desa untuk melakukan pengecekan kondisi anak-anak yang menjadi korban stunting.
“Minggu depan, saya bersama para dokter spesialis dan kepala dinas terkait akan turun ke desa-desa. Mereka akan mengecek kondisi anak-anak yang menyebabkan stunting,” ungkap M Haris.
Dalam upaya penanganan stunting, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalokasikan dana sebesar Rp 3,9 miliar lebih. Dana ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk anak-anak yang menderita stunting, kader posyandu, dan ibu hamil. M Haris, selaku Kepala Badan Koordinasi Urusan Pemerintahan Daerah (Bakuda), secara simbolis menyerahkan dana tersebut kepada perwakilan kepala desa, menekankan bahwa dana juga akan diberikan kepada desa yang belum memiliki kasus stunting sebagai bagian dari upaya pencegahan.
Semua upaya ini merupakan langkah konkret dalam menjalankan komitmen serius untuk mengatasi masalah stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kehadiran para pemimpin daerah dan penyaluran dana yang signifikan menjadi langkah-langkah penting dalam memerangi masalah serius ini, yang mempengaruhi perkembangan anak-anak dan masa depan wilayah tersebut. (Sumber : Bangka Pos, Editor : Dwi Frasetio KBO Babel)