Sorong, Jurnalsiber.com – Sorong, kota yang terletak di ujung barat Papua, diguncang oleh insiden yang mengerikan ketika seorang prajurit militer, Praka DRB, membacok Komandan Satdik Secata Rindam XVII Kasuari, Letkol Infanteri Tamami, hingga mengakibatkan luka-luka serius. Kejadian tragis ini terjadi pada hari, di lingkungan militer yang sedang berkumpul untuk melakukan apel pagi rutin. Sabtu, (21/10/2023)
Peristiwa ini bermula saat Mayor Infanteri Dillo memimpin apel pagi personel organik Secata di depan Satdik Secata Rindam XVIII/Kasuari. Apel tersebut juga merupakan kesempatan untuk memeriksa kesiapan personel dalam menghadapi kedatangan siswa Secata PK Reguler TNI-AD Gel II TA 2023. Namun, apa yang seharusnya menjadi kegiatan rutin berubah menjadi momen tragis ketika Letkol Infanteri Tamami diduga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan menyinggung perasaan Praka DRB.
Setelah apel pagi selesai, Praka DRB mendekati Letkol Infanteri Tamami di kantin Secata dan melakukan serangan dengan senjata tajam. Dalam serangan tersebut, Letkol Infanteri Tamami mengalami luka bacok pada bagian belakang kepala sebelah kanan. Luka tersebut begitu serius sehingga memerlukan 12 jahitan untuk penanganan medis yang mendalam.
Insiden ini menciptakan keadaan keganasan yang tidak terduga di Sorong. Personel Secata Rindam XVIII Kasuari segera merespons dengan cepat dan membawa korban ke Klinik Kesehatan Secata Rindam XVIII Kasuari untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Kepolisian Militer (Provost) dan personel Pam Secata Rindam XVIII Kasuari segera mengambil tindakan tegas dengan menjemput Praka DRB di rumahnya untuk menjalankan proses hukum yang sesuai. Pelaku segera diperiksa secara intensif. Sementara itu, kepala Penerangan Daerah Militer XVIII Kasuari, Kolonel Infanteri Syawaludin Abuhasan, memberikan pernyataan bahwa informasi lebih lanjut akan diberikan setelah proses penyelidikan lebih lanjut.
Ketika disinggung mengenai dugaan bahwa insiden ini dipicu oleh kata-kata rasisme, Kapendam (Kepala Penerangan dan Hubungan Masyarakat Kodam) dengan tegas membantahnya. Dia menyatakan bahwa informasi mengenai dugaan rasisme perlu diverifikasi lebih lanjut dan meminta agar informasi tidak disebarkan secara sembarangan.
Saat ini, Praka DRB telah ditahan oleh pihak Pomdam XVIII Kasuari dan masih menjalani pemeriksaan intensif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang motif dan latar belakang insiden ini. Kodam Kasuari berkomitmen untuk memberikan keterangan pers yang jelas dan terverifikasi kepada wartawan dan masyarakat sehingga tidak ada kebingungan dalam penyampaian informasi.
Insiden ini telah menciptakan kehebohan di Sorong dan menjadi berita utama yang mendapat perhatian luas. Pihak berwenang sedang bekerja keras untuk mengungkap lebih lanjut mengenai latar belakang dan alasan di balik serangan mengerikan ini. Masyarakat Sorong menantikan klarifikasi resmi dari pihak berwenang untuk memahami secara lebih mendalam apa yang benar-benar terjadi. (Penulis : Dwi Frasetio, Editor : Adinda)