Foto : Kegiatan proyek pemasangan pipa PDAM di Perawas, Belitung menggunakan sarana alat berat. (Iskandar)
BELITUNG,JurnalSiber.com – Sejumlah warga di lingkungan Desa Perawas, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung mengeluhkan kinerja galian pipa PDAM Gunung Mentas.
Pasalnya, sisa galian yang sedang dikerjakan di Desa Perawas itu justru bertumpuk di badan jalan, bahkan hingga di pekarangan rumah warga lingkungan sekitar.
Proyek pemasangan pipa PDAM ini diikerjakan oleh PT Cipta Crown Simbol (CCS) dan PT Fajarindah Satya Nugraha (KSO) dengan anggaran Rp 75.447.537.000 dengan batas waktu kerja 450 Hari.
Dikatakan Yanto, warga RT14/5, bahkan jika ia keluar dari rumah sebentar saja, kakinya sudah terlihat kumal akibat tanah yang berserakan dimana-mana.
“Liat macam gini banai-banai (berantakan — red) nak aku dibuatkan lah, jangan banai kacam gini, tolong lah,” imbuhnya ketika ditemui di rumahnya, Senin (21/6/2021).
Bahkan Yanto mengaku jika ia harus membersihkan bekas galian itu sendiri dengan cara dicangkul karena ia sudah resah melihat halaman rumahnya yang penuh dengan tanah bercampur pasir.
Selain Yanto, ada juga warga bernama Een yang mengeluhkan hal serupa. Een yang memiliki toko di tepi jalan itu menyebutkan, ia harus membersihkan tokonya dari sisa-sisa galian itu setiap hari.
“Dua minggu la ade kalok. Itu bandar (Parit — red) to la ngegenang aik (tergenang air — red), di bawah to (bawah Parit — red) la ngegenang paser (tergenang pasir — red), dak tau kan kiape merserkannye (tidak tahu bagaimana membersihkannya – red), jangan-jangan buntu (Mampet — red),” ujar Een.
Een pun sering meminta kepada para pekerja penggalian disana untuk membersihkan sisa-sisa pengganti, tapi tetap saja dibagian dalam parit yang tertutup tidak dibersihkan.
“Muji die ngenggali-ngenggali tumpa kemarik. Pokoknye, mun dak dibuatek kan ancor pulak talut. Jadi tolonglah diberseh e, bandar to kemarik semennye keliatan, aku minta tolong disemen pulak. Terus mun gawe to jangan panjang-panjang, benarek duluk, ini dari sanak ke sanak,” tukasnya.
Pengawas lapangan yang biasa disapa Fero saat ditanya jaringan tim media ini mengenai perjanjian pihak kontraktor dengan masyarakat yang halamannya terkena galian pipa spam ia justru mengaku tak tahu.
“Saya tidak tahu yang tahu itu satunya lagi,” jawab Fero singkat.
Sementara pihak manajemen kedua perusahaan itu saat ini masih diupayakan konfirmasi terkait keluhan warga tersebut. (Dar/Red)