Maulid Nabi Rahmatan lil Alamin

by -9 views

Oleh: Dato’ Marwan Alja’fari, DPMP., Al Hajj

Peringatan Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah. Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi dengan penuh sukacita, tak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia, Maulid Nabi merupakan salah satu hari penting bagi umat Islam. Tanggal di kalender nasional dimerahkan, pertanda kegiatan resmi kenegaraan, pemerintahan dan aktivitas perusahaan pada hari itu diliburkan.

Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tiap daerah Indonesia biasanya melangsungkan tradisi perayaannya masing-masing, seperti tradisi Sekaten di Yogyakarta, tradisi Panjang Jimat di Cirebon, ataupun tradisi Bunga Lado di Padang. Seluruh kegiatan tersebut merupakan wujud rasa syukur serta kegembiraan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia ini.

Namun di balik tradisi-tradisi itu penting untuk dipahami bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar rutinitas atau seremonial belaka, melainkan terdapat nilai yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini tentunya mempunyai tujuan, berupa tugas yang akan diemban oleh baginda Nabi SAW.
Selain mengajarkan aspek ubudiyah atau penyembahan kepada tuhan dalam agama Islam, beliau juga ditugaskan untuk membenahi kehidupan bermuamalah antar sesama manusia. Diantaranya, tugas untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia di muka bumi ini, karena saat itu akhlak suku bangsa Arab tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan mengalami kemerosotan moral yang luar biasa, pembunuhan, pemerkosaan, pelacuran, perjudian , mabok-mabokan terjadi di mana- mana dan sudah menjadi budaya serta kegemaran masyarakat Arab saat itu, sehingga masa itu dinamakan dengan masa jahiliyah ( kebodohan). Namun dalam waktu yang tidak begitu lama setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, masa kegelapan ini berobah menjadi masa yang terang benderang.

Seiring dengan itu, Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk membawa konsep Rahmatan Lil Alamin. Dengan keteladanan sifat sidik, amanah, fatonah, tablig yang dimilikinya, konsep yang diusung Nabi itu akhirnya diterima bangsa Arab saat itu bahkan bisa diterima oleh manusia di berbagai muka bumi ini.

Rahmatan Lil Alamin kalau kita artikan per kata, maka rahmat artinya kebaikan, kasih sayang. Lil artinya bagi, atau untuk. Alamin artinya alam semesta. Mengapa Rahmatan Lil Alamin ini ditugaskan kepada baginda Nabi SAW untuk diajarkan? Karena sejak awal Allah SWT menciptakan manusia dengan plural: berbeda-beda baik jenis kelamin , agama, maupun suku bangsanya.
Karena manusia diharuskan bisa menyikapi keanekaragaman itu dengan hidup rukun damai saling menghormati dan saling menghargai antar sesama di tengah-tengah perbedaan yang ada, maka diutuslah Nabi Muhammad SAW dengan membawa risalah kedamaian melalui konsep Rahmatan Lil Alamin tersebut.

Hari ini, 15 abad setelah Nabi Muhammad berpulang ke rahmatullah, kedamaian yang diajarkannya harus terus kita galakkan dan tidak boleh bosan dibicarakan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, karena sumber benih perpecahan sekarang ini sangat besar, apalagi saat memasuki tahun politik, isu perbedaan SARA sangat rentan digoreng dan dimainkan oleh mereka yang memiliki kepentingan demi memenuhi syahwat politiknya dan mereka tidak segan- segan mengabaikan kerukunan yang telah lama terbangun. Oleh karena itu Rahmatan Lil Alamin harus terus ditanamkan dan dipahami.

Pemahaman konsep yang
pluralis, dialogis, humanis, dan toleran yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan antar sesama manusia harus kita viralkan lagi. Lebih-lebih di bulan Maulid ini. Di mana, berbagai tempat, instansi, organisasi, dan sebagainya menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi SAW.

Kita berharap, melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 1445 Hijriah, bertepatan dengan tahun 2023 ini, kita semakin bersemangat dan berupaya mengamalkan nilai- nilai dan ajaran yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Kita selaku kaum muslimin yang setiap tahun memperingati Maulid Nabi, bersyukur memiliki agama yang Rahmatan Lil Alamin, yaitu Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat telah pernah terbukti dan akan terus mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.

Islam tidak membenarkan adanya diskriminasi. Karena itu perbedaan agama, suku, ras, dan bangsa tidak boleh dijadikan alasan untuk saling berpecah belah.
Rahmatan Lil Alamin juga menetapkan bahwa Islam adalah agama dan syariat yang penuh kasih sayang, cinta, persaudaraan dan kedamaian.

Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan dan kebencian, Islam tidak memiliki ajaran dan syariat destruktif dan kejahatan, bahkan sebaliknya Rahmatan lil Alamin. Semoga prinsip Islam yang bersahabat, dan penuh kasih sayang ini senantiasa berkembang di masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan tentram. Aamiin.

Selamat memperingati/ merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Red/publish: Dwi Frasetio KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.