Duka di Bangka Tengah: Claudia Sintia Sella, Korban Buaya Kolong yang Meninggal Tragis di Sungaiselan

by -154 views

Bangka Jurnalsiber.com – Sebuah peristiwa tragis mengguncang Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, ketika seorang bocah perempuan bernama Claudia Sintia Sella, yang baru berusia 7 tahun, menjadi korban keganasan buaya. Pada Minggu (28/1) sore, saat sedang bermain di pinggir kolong dekat Sungai Air Rabang, Parit 1, Desa Sungaiselan, Claudia mengalami nasib yang menyayat hati. Senin (29/1/2024).

Pukul 17.15 WIB, dunia Claudia runtuh ketika buaya tiba-tiba menyerangnya secara mengenaskan. Sekitar 15 menit kemudian, pukul 17.30 WIB, tubuhnya ditemukan dalam kondisi kritis dengan luka-luka serius yang disebabkan oleh serangan buaya.

Dalam usaha penyelamatan, Claudia segera dilarikan ke Puskesmas Sungaiselan, namun sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan, dan pada pukul 17.50 WIB, ia dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

Kapolsek Sungaiselan, AKP Bobory Niko, membenarkan bahwa kejadian tragis itu terjadi pada sekitar pukul 17.15 WIB di sebuah kolong di kawasan Sungai Air Rabang, Parit 1, Desa Sungaiselan.

Sebelumnya, Claudia bersama temannya, Adit, telah bermain di pinggir kolong bekas Tambang Inkonvensional (TI) di sekitar Sungai Air Rabang sejak pukul 17.00 WIB. Meski telah diperingatkan oleh neneknya, Tina, untuk tidak bermain di pinggiran kolong, Claudia tetap bersikeras.

“Akan tetapi korban tidak mendengarkan nasihat dari neneknya dan tetap bermain di pinggir kolong bersama temannya,” ungkap Bobory. Tanpa disadari, bahaya mengintai dari bawah permukaan air kolong ketika buaya tiba-tiba menyerang Claudia pada pukul 17.15 WIB.

Saksi mata dari teman Claudia, yang menyaksikan kejadian mengerikan itu, segera berteriak meminta pertolongan. Teriakan itu terdengar oleh ayah Claudia, Dedy, yang saat itu sedang bekerja sekitar 20 meter dari lokasi kejadian. Dedy dengan ngeri menyaksikan tangan putrinya terapung diseret oleh buaya.

Dedy berusaha menyelamatkan Claudia dengan berlari menuju kolong, tetapi upayanya dicegah oleh seorang teman.

Dalam kondisi panik, Dedy bersama temannya berhasil memblokade kolong tersebut untuk mencegah buaya melarikan diri ke sungai.

Setelah berjuang selama setengah jam, tepatnya pukul 17.30 WIB, Dedy berhasil menemukan anaknya terapung di kolong dengan luka-luka serius di tubuhnya.

Dedy segera membawa Claudia ke Puskesmas Sungaiselan untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut, namun nyawa Claudia tidak dapat tertolong.

Bobory menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya di sekitar habitat buaya dan mengingatkan masyarakat untuk waspada.

“Tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian serupa akan terulangi lagi, karena Sungaiselan merupakan tempat habitat buaya yang cukup banyak, khususnya di alur Sungaiselan,” katanya.

Camat Sungaiselan, Jakara Akbar, juga membenarkan kejadian tragis tersebut, menyampaikan duka cita atas meninggalnya Claudia.

*Peringatan akan Bahaya: Kesadaran Lingkungan dan Waspada Aktivitas di Daerah Rawan Buaya

Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf, menyatakan keprihatinannya atas insiden yang menimpa Claudia di Sungaiselan. Dia menekankan pentingnya kesadaran akan habitat buaya bagi masyarakat setempat.

“Kita tahu kawasan itu memang habitat buaya, kami mengimbau masyarakat yang sudah tahu suatu wilayah itu habitat buaya maka harus mengurangi aktivitas di daerah tertentu yang ada buaya untuk menghindari kejadian seperti ini,” ujarnya.

Endy juga menyoroti dampak gangguan terhadap habitat buaya, terutama di bekas tambang, yang dapat memicu konflik antara manusia dan buaya.

Dia menekankan perlunya menjaga ekosistem dan habitat alam untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan. (Sumber : Bangka Pos, Penulis : Ivan Samuel, Editor : Dwi Frasetio)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.